Waktu saya ikut kumpul bulanan tadi, saya diingatkan oleh sesuatu yang sudah lama saya hapalkan:
I`mal lidunyaaka ka annaka ta`iisyu abadan...
Wa i`mal liaakhiratika ka annaka tamuutu ghadan...
Kerjakanlah apa yang baik untuk duniamu seolah-olah kamu hidup selamanya...
Dan kerjakanlah apa yang baik untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok hari...
Saat itu, saya berpikir, yang namanya waktu memang sama sekali tidak terbatas. Yang terbatas adalah waktu untuk kita. Waktu untuk kitalah yang sangat terbatas. Waktu kita hidup dibatasi oleh waktu kita mati. Waktu kita main dibatasi oleh waktu kita untuk bekerja.. Waktu kita sangatlah terbatas... Akan tetapi, yang saya lakukan adalah saya bekerja dan saya melakukan sesuatu seolah-olah saya terlepas dari waktu--seolah-olah saya memiliki waktu yang tidak terbatas. Saya memang sering memboroskan waktu---untuk sesuatu yang terlihat kurang begitu bermanfaat.. Saya memang sering membuang-buang waktu, untuk sesuatu yang terlihat hanya iseng belaka...
Well, waktu memang lebih berharga daripada emas. al-waqtu atsmanu min al-adzdzahabi. Tapi, untuk sesuatu yang abstrak seperti waktu, waktu tidak bisa dinilai sama sekali dengan sesuatu yang konkret. Memiliki waktu tidak akan membuat kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan....
How do you think?...