Imam Syafi`i pernah suatu ketika bertanya kepada gurunya, kenapa ia susah untuk menghapal sesuatu. Gurunya menjawab "tinggalkanlah maksiat, karena ilmu adalah cahaya, dan cahaya Tuhan tidak akan diberikan kepada para pembuat maksiat".
Itu jaman dahulu kala... Kini, yang jadi pertanyaan saya, kenapa Imam Syafi`i sulit dalam menghapal? Apakah ia sering melakukan maksiat? Lalu, kenapa gurunya menyuruh beliau untuk meninggalkan kemaksiatan? Lalu, kalau kita lihat sekarang, kenapa sih umat non muslim sekarang maju padahal setiap hari mereka mereka berbuat maksiat? Kenapa sih umat islam yang masih mendalami al-Quran dan al-Sunnah mundur dari sisi ilmu pengetahuan, padahal mereka jauh dari kemaksiatan? Kenapa umat islam banyak tertinggal? Paling banyak yang buta huruf, gagap teknologi, atau bahkan berada di bawah garis kemiskinan? Padahal Ilmu itu kan cahaya Tuhan, menurut guru Imam Syafi`i, dan Cahaya Tuhan tidak akan pernah diberikan kepada orang-orang yang berbuat maksiat?
Memang, dalam matannya, guru Imam Syafi`i mengatakan bahwa "Nuur Allah Laa Yuhdaa Li-l `aashii," Ilmu pengetahuan orang-orang yang sering berbuat maksiat memang kurang "bermakna," dan cenderung menjadi pseudo-science, ilmu semu. Tapi, apapun itu, premis bahwa "Umat islam tertinggal" memang sebuah fakta yang sangat benar adanya! Dunia islam sekarang hanya bersifat reaktif saja, tidak aktif. Reaktif di sini berarti aktif hanya jika ada yang aktif terlebih dahulu. Kita berkoar hanya karena Wilders mengeluarkan film Fitna, dan lain-lain...
Oke, saya memang orang bodoh dan tolol. Tapi, beberapa orang non muslim yang pernah saya tanya mengenai cara mereka belajar adalah "Menganggap ilmu bukan cahaya tapi makanan." Cahaya memang gratis dan kita tidak perlu membayar untuk mendapatkannya, tapi kita harus mencarinya. Untuk mencari cahaya, sangatlah susah, apalagi jika cahaya tersebut berasal dari sesuatu yang hangat atau bahkan sesuatu yang panas. Kita tidak akan pernah bisa mendapatkan cahaya tersebut. Berbeda dengan makanan. Makanan bisa dinikmati, baik itu makanan yang panas, ataupun makanann yang dingin. Makanan bisa diperoleh dengan gratis, ataupun berbayar. Bahkan, dari tempat sampah juga bisa dapatkan makanan, asalkan makanan tersebut masih baik adanya.
Well, pola pikir memang beda, karena setiap kepala memang memiliki perbedaan cara berpandang. Komentar Anda?
Willy Saefurrahman
Thursday, April 24, 2008
Ilmu = Cahaya... Ilmu = Makanan?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tentang saya
- Willy Saefurrahman
- Tangerang, Banten, Indonesia
- Willy Saefurrahman 23 tahun Jomblo
No comments:
Post a Comment