Friday, May 2, 2008

Maksud "Learning to Learn.."

Ada seseorang murid bertanya kepada saya apa maksud dari "Learning to Learn" yang dipampang sebagai headline di sini... Kenapa bukan "Studying to Study" Posting ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab hal tersebut.

Kita, manusia adalah makhluk yang sama sekali tidak memiliki ilmu, pada saat dilahirkan oleh ibu kita masing-masing. Sama sekali bodoh. Berbicara saja tidak bisa. Yang bisa kita utarakan hanyalah bahasa yang bisa dipahami oleh sang ibu: menangis! Terlahir tanpa ilmu. Tapi, kita memiliki bekal yang sangat luar biasa berguna untuk kehidupan kita: otak yang dipandu dengan akal sehat.

Organ otak kita gunakan setiap hari untuk menggerakkan tubuh kita, karena memang otak adalah sumber dari segala perbuatan kita. Tanpa dipandu dengan akal sehat, kita hanya akan bergerak dengan insting saja, seperti binatang. Nah, akal sehat ini pula yang menjadi pembeda kita dengan hewan (saya tidak katakan binatang), meskipun secara taksonomi biologi, kita (homo sapiens) masuk ke dalam kingdom animalia, dan memiliki kekerabatan dengan primata.

Seiring dengan waktu, kita akan terus menyerap pengalaman dan pengalaman. Orang tua, bisa kita katakan orang yang sangat berpengalaman dalam hidupnya, karena hidupnya telah jauh lebih lama ketimbang kita. Guru kita, sama seperti orang tua kita, ia juga lebih lama hidupnya dibanding kita. Nah, sebenarnya yang kita serap setiap hari hanyalah pengalaman--experience--bukan ilmu. Dari pengalaman-pengalaman tersebutlah kita belajar--learn.

Memang agak sulit menerapkan learn dan study, karena dua hal tersebut memiliki arti yang sangat berdekatan, bahkan mungkin bisa dikatakan "synonym"--arti yang sama. Di tempat saya mengajar sekarang pun demikian, hampir tidak ada murid yang menggunakan kata learn. Sebagian besar dari mereka menggunakan kata study. Di dalam muhadharah (belajar berpidato), mereka juga sama sekali jarang menyebutkan kata learn, dan apalagi menyebutkan experience. Mereka cenderung lebih suka menyebutkan study dan science sebagai buah hasil dari learn dan experience, tanpa melihat bagaimana proses pencarian dan perumusan experience tersebut menjadi science untuk kemudian menjadi study....

Kita ini jadi lebih terbiasa dengan hal-hal yang instan. Nggak mau ribet. Nggak mau susah. Memang, tak ada yang mau mengalami kesusahan di dalam hidup, tapi tidak dalam learn. Dalam learn, semakin susah persoalan yang sedang dihadapi, maka akan memacu kita untuk lebih giat lagi dalam mencari pengalaman... Padahal sebuah sya`ir Arab pernah bilang kepada kita:

"Man lam yadzuq dzulla al-ta`allumi saa`atan # Tajarra`a dzulla al-jahli thuula hayaatihi"
"Wa man faatahu al-ta`liimu waqta syabaabihi # Fakabbir `alaihi arba`an liwafaatihi"
"Hayatu al-fataa wa Allahi bi al-`ilmi wa al-tuqaa # Idzaa lam yakuunaa laa i`tibaara lidzaatihi..."

Artinya:
Barang siapa yang tidak merasakan betapa sulitnya belajar, sedetik saja
Maka ia akan merasakah kesulitan selama hidupnya akibat kebodohan....
Dan barang siapa yang ditinggalkan oleh proses belajar dan mengaar saat ia masih muda
Maka lakukan shalat empa takbir untuknya karena ia telah wafat.
Hidupnya seseorang, demi Allah, ditentukan dengan ilmu dan ketakwaan
Jika keduanya tidak dimiliki oleh orang tersebut, maka keberadaannya tidak akan dianggap........

Nah, dari situlah saya mengambil judul blog "Learning to learn".... Belajar untuk belajar... Belajar tidak hanya dari buku. Belajar tidak hanya dari guru. Belajar tidak hanya dari orang tua. Belajar juga tidak hanya dari teman. Tapi belajar dari alam semesta... Ingat, saat kita belajar dari alam semesta, apalagi saat kita ber-tafakkur mengandai-andaikan penciptaan langit dan bumi, kita akan mencoba untuk menjadi seorang yang disebut sebagai Ulul-Albaab.... ...alladzdziina yadzkuruuna allaha qiyaaman wa qu`uudan wa `alaa junuubihim wa yatafakkaruuna fii khalqi al-samaawati wa al-ardhi....

Comment??

Allahu a`lamu bi al-shawwaab..

No comments:

Tentang saya

My photo
Tangerang, Banten, Indonesia
Willy Saefurrahman 23 tahun Jomblo